MENINGKATKAN
KEBIASAAN BELAJAR
A.
Pengertian
Kebiasaan Belajar
Menurut Syah (2009: 128) kebiasaan belajar adalah cara atau
teknik yang menentap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca
buku, menerima tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Kebiasaan belajar yang baik akan membantu siswa menguasai materi pelajaran.
Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan membuat siswa tidak maksimal dalam
proses belajar dan mengajar di kelas.
Menurut Aunurrahman (2009: 185) Kebiasaan belajar adalah
perilaku seseorang yang telah lama tertanam dalam waktu yang relatif lama
sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya
Maka dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa
kebiasaan belajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh siswa dalam belajar
yang sudah menjadi kebiasaan dalam dirinya dan memiliki suatu ciri-ciri
tersendiri.
B.
Aspek-Aspek
Kebiasaan Belajar
Untuk memiliki kebiasaan belajar yang baik maka siswa harus
memiliki aspek-aspek kebiasaan belajar yang baik pula. Aspek- aspek kebiasaan
belajar menurut Brown dan Holtzman (dalam Prayitno, 1999:282) apek-aspek
kebiasaan belajar meliputi :
1. Cara siswa
mengerjakan tugas di sekolah,
2. Kebiasaan
dalam melaksanakan kegiatan belajar
3. Sikap terhadap
guru
4. Sikap dalam
menerima pelajara
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aspek-aspek
dalam kebiasaan belajar adalah suatu pedoman bagi siswa, agar siswa dapat
belajar dengan teratur untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan siswa juga
dapat memiliki sikap yang baik kepada guru di kelas saat proses belajar
mengajar sedang berlangsung.
C.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Setelah mengetahui tentang aspek-aspek kebiasaan belajar,
siswa juga harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar.
Menurut Sularti (2008 : 26) mengemukakan faktor dari luar
dan dari dalam individu yang mempengaruhi kebiasaan belajar.
1. Faktor
dari luar individu yang sering berpengaruh pada kebiasaan belajar adalah :
·
Sikap Guru kurang memahami dan mengerti siswa,
·
Keadaan ekonomi orang tua,
·
Kasih sayang dan perhatian orang tua yang
kurang dicurahkan kepada anaknya.
2. Faktor
dari dalam individu yang sering mempengaruhi adalah :
·
Minat,
·
Motivasi dan cita-cita siswa,
·
Pengendalian diri dan emosi,
·
Kelemahan fisik,
·
Panca indra dan kecacatan lainnya,
·
Kelemahan mental seperti kecerdasan/
intelegensi dan bakat khusus.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kebiasaan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, faktor
eksternal yang mempengaruhi siswa yaitu saat proses belajar sedang berlangsung
terdapat siswa yang merasa perlakuan yang diberikan guru tidak sama dengan
temannya yang lain, faktor internalnya karena motivasi balajar yang kurang
dimiliki oleh siswa maka membuat siswa menjadi tidak maksimal dalam proses
belajar mengajar
D.
Peranan
dari Kebiasaan Belajar
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kebiasaan belajar, siswa juga harus mengetahui peranan dari kebiasaan belajar
karena peranan kebiasaan belajar dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam belajar, menurut Slameto (2008 : 30) menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan yang ada dalam kebiasaan belajar adalah:
1. Mempersiapkan
diri untuk belajar,
2. Mengikuti
pelajaran di sekolah,
3. Membaca
buku di rumah, perpustakan,
4. Mencatat
pelajaran,
5. Mengikuti
ulangan,
6. Mengerjakan
tugas dan pekerjaan rumah,
7. Mengikuti
praktikum baik di laboratorium maupun di lapangan,
8. Membuat
laporan,
9. Meletakkan
dan perapikan alat pelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan
yang ada dalam belajar yaitu siswa harus memiliki persiapan sebelum belajar
maupun menghikuti proses belajar mengajar di sekolah, siswa juga harus aktif
meluangkan waktunya untuk membaca buku ataupun pergi keperpustakaan, siawa juga
harus rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan tepat waktu
untuk mengumpulkan tugas-tugas tersebut.
E.
Pendekatan
Konseling Kelompok dengan teknik Teknik Modeling
Menurut Sutama, Suranata, & Dharsana (2014)
modeling merupakan salah
satu teknik konseling dimana
seseorang belajar membuat dan
menerapkan perilaku baru melalui
proses pengamatan, mengobservasi,
menggeneralisir perilaku orang
lain (model), dimana dalam modeling ini juga melibatkan
proses kognitif dan kreatif
bukan semata-mata meniru/imitasi
saja. Sedangkan menurut Ratna (2013) mengemukakan bahwa salah satu hal penting
yang dilakukan individu sebelum berperilaku tertentu adalah melakukan
pengamatan lalu menirukan orang lain yang berhasil melakukan sesuatu yang sama
dengan yang diinginkannya.
Bandura mengungkapkan
empat tahapan dalam proses modeling meliputi atensi, retensi, reproduksi, dan
motivasi (Adawiyah, 2012; Adiputra, 2015; Erford, 2014; Hidayat, 2011). Keempat
tahapan itu secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses
Atensi atau memperhatikan, beberapa variabel yang turut berpengaruh terhadap
proses belajar diantaranya berkaitan dengan karakteristik model, sifat
kegiatan, dan orang yang menjadi subjek. Model yang sangat menarik lebih
diperhatikan dibandingkan dengan model yang memiliki daya tarik interpersonal
yang rendah.
2. Proses
Retensi, ketika mengamati prilaku seseorang dan segera menirunya, maka kita
akan menggunakannya sebagai panduan untuk bertindak pada kesempatan lain. Ada
dua bentuk sistem simbol atau representasi yang membantu belajar observasional,
yaitu imaginatif dan verbal.
3. Proses
Reproduksi, dalam rangka meniru model, seorang individu harus mengubah
representasi simbolis dari pengamatan kebentuk tindakan. Perilaku yang muncul
harus memiliki kesamaan dengan prilaku asal. Proses reproduksi motorik harus
melibatkan empat sub tahapan, yaitu organisasi respon kognitif, inisiasi
respons, pemantauan respons, sdan penyempurnaan respons. Setelah memperhatikan
model dan mempertahankan apa yang telah diobservasi, kemudian kita memproduksi
dengan prilaku baru.
4. Motivasi,
pembelajaran melalui observasi paling efektif terjadi apabila pihak yang
belajar termotivasi untuk melakukan prilaku yang ditiru. Perhatian dan
representasi dapat berakibat pada pengumpulan informasi untuk belajar, namun
pertama difasilitasi oleh motivasi untuk melakukan prilaku tertentu.
Sumber
:
Syah, Muhibbin. 2009.
Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutama, G. A.,
Suranata, K., & Dharsana, I. K. (2014). Penerapan Teori Behavioral dengan
Teknik Modeling untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas AK C SMK
Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Undiksha, 2(1).
Adawiyah, R. (2012).
Pengembangan Model Konseling Behaviour dengan Teknik Modeling untuk
meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMPN 4 Wanasari Brebes. Jurnal Bimbingan
Konseling, 1(1).
Sularti. 2008. Program
Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa.
Bandung: SPS PBK UPI.
Prayitno.
1999. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar