SIAP MENTAL MENGHADAPI UJIAN AKHIR
A.
Kesiapan Mental Dalam Menghadapi Ujian
Sebagai seorang pelajar (peserta didik),
maka setiap peserta didik harus
menyadari bahwa sebagai seorang peserta didik mempunyai tugas utama yaitu
belajar, yang mana tugas ini sebenarnya sudah cukup lama dilaksanakan peserta didik
karena sekarang sudah duduk di bangku kelas IX yang berarti sudah sekitar 9
tahun menekuni kegiatan belajar tersebut. Namun demikian masih banyak diantara para peserta
didik yang belum memiliki pengetahuan
tentang cara cara untuk mempelajari suatu materi pelajaran.
Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap
situasi tertentu, dalam hal ini hubungannya
dengan kesiapan mental peserta didik yang akan menghadapi ujian akhir,
baik Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional. Kesiapan mental merupakan kondisi
kepribadian seseorang secara keseluruhan yang merupakan hasil tumbuh kembang
sepanjang hidup seseorang dan diperkuat dengan pengalaman sehari-hari.
Agar peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, hendaknya mengenali hal-hal yang sangat
penting mengenai kesiapan- kesiapan mental (psikis) yang harus dimiliki oleh
para peserta didik. Dengan kata lain sebelum belajar para peserta didik perlu
menyiapkan kondisi mental yang mendukung, agar memperoleh hasil belajar yang
semaksimal mungkin. Kondisi mental yang
harus disiapkan antara lain :
1. Motivasi Belajar
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan
belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang
adanya motivasi akan melemahkan
semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang
motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.
Motivasi pada hakekatnya merupakan suatu
kekuatan atau dorongan psikis pada diri individu untuk melakukan suatu kegiatan
atau tindakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu dorongan
(keinginan) atau kekuatan mental pada peserta didik yang menjadi penggerak
untuk belajar. Dari ulasan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa motivasi
sangatlah penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka untuk meraih
kesuksesan dalam belajar.
Dalam rangka
keberhasilan ujian maka dalam belajarnya seorang peserta didik perlu sekali memiliki semangat yang tinggi,
ulet dan pantang menyerah dalam belajarnya. Sesuai dengan hakekat belajar merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan mengulang- ulang maka seorang peserta didik jika dalam belajar
belum menguasai materi yang dipelajari dengan baik maka peserta didik tersebut
haruslah bersemangat dan kerja keras untuk mengulang dan mengulang dalam
mempelajari materi tersebut sampai benar- benar menguasainya dengan baik.
Dalam membicarakan motivasi belajar, ada dua macam yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi
ekstrinsik”.
Menurut Syaiful Bahri
(2002:115) motivasi intrinsik
yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan
rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni
(2005) menyebutkan bahwa motivasi
intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi
yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang
lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan, motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari
luar.
Contohnya : siswa
yang belajar, karena memang dia ingin mendapatkan pengetahuan, nilai ataupun
keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya, bukan untuk tujuan yang
lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
terkait dengan aktivitas belajarnya.
Menurut A.M. Sardiman
(2005:90) motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan, motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena
adanya pengaruh dari luar.
Misalnya, seseorang belajar karena
tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai yang baik,
sehingga akan dipuji oleh guru, atau temannya atau bisa jadi, seseorang rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya. Jadi, tujuan belajar bukan untuk
mendapatkan pengetahuan atau ilmu, tetapi ingin mendapatkan nilai baik, pujian
ataupun hadiah dari orang lain. Ia belajar karena takut hukuman dari guru atau
orang tua. Waktu belajar yang tidak jelas dan tergantung dengan
lingkungan sekitar juga bisa menjadi contoh bahwa seseorang belajar karena
adanya motivasi ekstrinsik.
2. Konsenterasi Dalam Belajar
Sering terjadi dalam kegiatan belajarnya,
peserta didik dalam belajar secara fisik duduk menghadapi buku pelajaran tetapi pikirannya melayang-layang tidak
menentu. Selesai membaca halaman kedua tidak ingat lagi materi yang dipelajari
pada halaman pertama. Atau saat membaca halaman ketiga sudah lupa apa-apa isi
materi yang barusan dipelajari pada halaman sebelumnya. Kenapa demikian ? karena
pada saat peserta didik belajar tidak konsenterasi atau konsentrasinya
terganggu.
Konsenterasi pada dasarnya adalah pemusatan
fikiran (fokus) pada sesuatu yang sedang dihadapi. Konsenterasi belajar adalah
kemampuan peserta didik untuk memusatkan pikiran dan perasaan pada pelajaran
yang sedang dipelajari. Daya konsenterasi pada individu pada dasarnya bisa
ditumbuh kembangkan. Menumbuh kembangkan konsenterasi dapat dilakukan dengan
latihan berulang-ulang. Saat yang baik untuk berlatih menumbuh kembangkan
konsenterasi adalah belajar pada pagi hari selepas sholat subuh.
Karena pada saat tersebut otak kita masih fresh dan suasana masih
hening, konsentrasi belajar masih terjaga, sehingga materi pelajaran yang kita
pelajari akan lebih mudah untuk kita cerna dan fahami.
3. Rasa Percaya Diri
Banyak peserta didik yang cemas atau takut
sedemikian rupa menjelang ujian karena beberapa faktor sehingga hasil ujiannya
tidak maksimal. Hal ini disebabkan
peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri saat ujian. Jika kita sudah
belajar dengan baik dan usaha yang maksimal, jangan lupa kita juga harus
berdo’a dan mendekatkan diri pada sang pencipta, maka akan timbul rasa tenang dan nyaman. Rasa percaya
diri tersebut akan timbul pada diri peserta didik kalau peserta didik sudah
merasa benar- benar siap lahir dan batin untuk mengikuti ujian. Jadi, kalau
sudah memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka siapapun yang menjaga ruang
kita saat ujian, dimanapun posisi tempat duduk kita saat ujian, maka tidak akan
membuat kita risau ataupun galau saat menghadapi
ujian, dan kemungkinan besar hasil ujian yang kita capai akan sesuai dengan
yang kita harapan.
B.
Kesiapan Fisik Dalam Menghadapi Ujian
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara sengaja melalui membaca (memahami, menghafal, menelaah) dan latihan-latihan yang dilakukan dengan
berulang-ulang sehingga pada diri individu yang melakukan kegiatan tersebut
akan terjadi perubahan– perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut antara lain
dari hal-hal belum diketahui menjadi tahu, dari belum difahami menjadi faham,
dari belum bisa menjadi bisa dan lain-lain.
Selain perlu kesiapan mental dalam belajar
ada beberapa hal yang yang secara fisik juga perlu diperhatikan agar hasil
belajar bisa optimal. Kondisi-kondisi
fisik yang perlu diperhatikan dalam belajar antara lain:
- Jasmani
harus sehat
Dalam menghadapi ujian, sering kali seorang peserta didik memforsir tenaganya dengan belajar hingga
larut malam. Peserta didik tidak mempersiapkan pelajaran jauh-jauh hari
sebelumnya, melainkan dengan menggunakan SKS (sistem kebut semalam).
Sehingga ketika keesokan harinya melaksanakan ujian, kondisi fisiknya menurun
akibat kelelahan, kurang istirahat dan kurang tidur.
Kesehatan jasmani merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka
peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar sangatlah perlu menjaga
kesehatan tubuh. Untuk menjaga tubuh tetap prima maka perlu sekali peserta
didik memiliki pola makan yang sehat, dalam arti mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi sesuai kebutuhan tubuh kita. Selain mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi juga perlu sekali melakukan kegiatan olah raga. Jika kondisi fisik kita kurang sehat maka aktivitas belajar kita juga akan
tertanggu. Sebagai contoh, jika pada saat belajar maupun saat menghadapi
ujian peserta didik menderita sakit flu
saja, maka peserta didik akan terganggu dalam belajarnya ataupun dalam
menyelesaikan soal-soal ujian yang sedang dihadapinya. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas maka sangatlah penting bagi peserta didik untuk senantiasa selalu
menjaga kesehatannya menjelang ujian.
- Tempat
belajar
Kondisi tempat belajar yang kurang mendukung seperti
penataan peralatan belajar yang tidak rapi , jumlah anggota keluarga yang
terlalu banyak, orang yang lalu lalang
terlalu banyak, suasana yang bising dari lalu lintas kendaraan, dan lain-lain, maka dapat dipastikan kondisi seperti itu sangatlah
kurang mendukung terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajarnya. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka tempat belajar
merupakan salah satu syarat yang harus dupenuhi agar dapat belajar dengan baik,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pada keberhasilan peserta didik dalam menempuh ujian.
- Belajar
perlu istirahat
Kegiatan belajar yang merupakan aktifitas psikis yang juga memerlukan kesiapan secara fisik
untuk dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, sehingga dalam batas tertentu
perlu istirahat. Jika seseorang melakukan kegiatan belajar secara berlebihan
tanpa istirahat, maka akan berakibat kurang baik , otak menjadi lelah fisik
juga lelah. Salah satu gejala kelelahan
otak antara lain timbul rasa pusing- pusing, sulit konsenterasi, cepat lupa, dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar